Diary Cerita Sex ku Pengalaman Ku Memiliki Sahabat SMP Yang Edan Sex– Pada waktu itu saya masih duduk di SMP kelas III, sempat terjalin peristiwa yang sangat mengasyikan serta lebih baik ini jangan ditiru. Pada waktu di SMP, saya tercantum anak yang lumayan bandel serta sekolahku itu juga ialah sekolah yang banyak menampung para anak anak bandel, sehingga tanpa kusadari saya juga dapat dibilang cukup lebih banyak nakalnya dari pada baiknya. itu terdapat seseorang sahabat sekelasku yang bernama Stephanie. Stephanie memanglah wanita yang sangat dekat dengan laki- laki serta populer sangat nakal pula bandel. Tidak tidak sering sahabat sahabat juga merumuskan kalau ia wanita binal, sebab ia berpenampilan agak seronok dibanding sahabatnya, ialah dengan pakaian sekolah yang tidak dimasukkan ke dalam, melainkan cuma diikat antar ujung kain serta memakai rok yang sangat sedikit serta pendek, ialah satu telapak tangan dari lutut.
Fanni seseorang wanita yang lumayan manis dengan identitas besar yang pada waktu itu dekat 160 centimeter, berat tubuh 45 kilogram dengan kulit putih dan wujud wajah yang oval. Fanni mempunyai rambut sebahu, gelap tebal, pokoknya oke memiliki tuh doi. Sehabis bel kelas berbunyi yang tandanya masuk belajar, seluruh murid murid masuk ke kelas. Namun anehnya, 4 anak yang terdiri dari 3 laki- laki serta 1 wanita itu masih mengobrol di luar kelas yang tempatnya tidak jauh dari Toilet, serta kayaknya terjalin kesepatan diantara mereka. Sehabis pelajaran kedua berakhir, temanteman laki- laki yang bertiga itu memohon ijin keluar buat ke Toilet kepada guruku yang mengajar di pelajaran ketiga, sehingga membuatku curiga. Di dalam hatiku saya bertanya,“ Apa yang hendak mereka perbuat..?” Tidak lama sehabis sahabat sahabat laki- laki memohon ijin ke Toilet tadi, malah Fanni juga memohon ijin kepada guru yang kebetulan guru pelajaran Bahasa Indonesia yang cukup boring.
Rasa penasaranku kian meningkat serta sahabat temanku pula terdapat yang bertanyatanya menimpa apa yang hendak mereka perbuat di Toilet. Sebab saya tidak bisa menahan rasa penasaranku, kesimpulannya saya juga memohon ijin buat ke Toilet dengan alibi yang tentu. Saat sebelum hingga di Toilet kulihat sahabat sahabat laki- laki kelasku yang bertiga itu kelihatannya lagi menunggu seorang. Tidak lama setelah itu nampak Fanni mengarah tempat sahabat sahabat laki- laki tersebut serta mereka bersama- sama masuk ke kamar Toilet secara bertepatan. Rasa penasaranku mulai meningkat, sehingga saya mendekati kamar Toilet yang mereka masuki. Terdengar suara keributan semacam perebutan santapan di ruangan tersebut. Kesimpulannya saya masuk ke kamar Toilet, secara perlahanlahan kubuka pintu kamar Toilet yang bersampingan dengan kamar Toilet yang mereka masuki, sehingga obrolan serta perbuatan mereka bisa terdengar dengan jelas olehku.“ Hai Tun, Sep, siapa yang hendak duluan..?” tanya Iwan kepada mereka. Dijawab dengan serentak dari mulut Fanni seseorang wanita, ia menanggapi dengan nada menantang,“ Mari.., siapa saja yang hendak duluan.
Saya mampu kok kalaupun kamu langsung bertiga..!” Saya bingung, apa sih yang mereka perundingkan, sampaisampai silih menunjuk serta menantang semacam itu. Tetapi saya senantiasa terdiam membisu sembari mencermati kembali, apa yang hendak terjalin. Sehabis itu, tidak lama setelah itu Toni menanggapi dengan nada ringan,“ Yah udah, jika begitu Kita bertiga bareng bareng ajah. Supaya rame..!” katanya. Langsung disambut perkataan Toni tersebut oleh Ika,“ Mari cepetan..! Nanti keburu kembali sekolah.” Serta kesimpulannya Utun juga berucap,“ Mari Kita mulai..!” Sehabis itu tidak terdengar suara obrolan mereka lagi, namun terdengar suara reslueting yang kayaknya dibuka serta pula suara orang membuka pakaian. Tidak lama setelah itu terdengar suara riang mereka bertiga dengan perkataan menanyakan pada Fanni,“ Hey Fanni.., Siapa sih yang sangat besar perlengkapan kelamin Kami bertiga ini..?” Fannipun menanggapi dengan nada malumalu,“ Kayanya sih Utun yang sangat gede, gelap lagi.” dengan sedikit nada menyindir serta langsung dijawab oleh Utun,“ Hey Ka..! Cepetan buka tuh pakaian Kalian, supaya cepet asyik sang Joni, Kita nih enggak kokoh lagi..!” Sehabis terdengar Fannimembuka bajunya, tidak lama setelah itu terdengar suara temanteman laki- laki bertiga, Utun, Asep, Iwan dengan nada ganas,“ Wauw.., benar benar body Kalian Fanni, kaya gadis turun dari langit..!” Tidak lama setelah itu Toni bertanya pada Fanni,“ Fanni.., jika Saya boleh tidak meraba buah dadamu ini yang bagaikan mangkuk mie ini Fanni..?” Fannipun menanggapi dengan nada enteng,“ Yah sok aja, yang berarti jangan dirusak ajah..!” Utun juga kayaknya tidak ingin kalah dengan Asep, ia juga bertanya,“ Fanni.., Saya bolehkan memasukkan perlengkapan kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan Ka..?” sembari meraba- raba perlengkapan kelamin Ika. Fanni juga menanggapi dengan nada menekan, sebab perlengkapan kelaminnya kayaknya lagi diraba- raba oleh Utun,“ Aahh.. uhh.. boleh Tun.. asal jangan sangar yah tun..!” Serta terakhir terdengar suara Iwan yang tidak ingin kalah pula,“ Fanni.., Saya boleh kan menciumimu mulai dari bibir sampai lehermu Ka.., boleh kan..?” Fannimenjawab dengan nada semacam kesakitan,“ Awww.. Uuuhh.. iyaiya, boleh deh seluruhnya..!” Suarasuara tersebut terdengar olehku di samping kamar Toilet yang mereka isi, yang mayoritas suarasuara tersebut membuat aku risih mencermatinya, semacam,“ Aaahh.. eehh.. aawww.. eheh.. owwoowww.. nikmat..!” Serta tidak lama setelah itu terdengar suara Fanni,“ Kamu jangan sangat nafsu dong..!” kata Fannikepada temanteman laki- laki tersebut,“ Sebab Saya kan sendirian.., sebaliknya Kamu bertiga enggak sebanding dong..!” Namun mereka bertiga tidak menanggapi perkataan Fannitersebut, serta kesimpulannya terdengar suara jeritan kesakitan yang cukup keras dari Ika,“ Aaawww.., sakit..!” Fanni setelah itu melanjutkan dengan perkataan,“ Aduh Tun.., Kalian udah memperoleh keperawanan Aku..!” Dijawab dengan kilat oleh Utun,“ Gimana Ka..? Hebatkan Aku.” Sehabis itu Utun juga mendesah semacam kesakitan,“ Adu.. aduh.., kayanya perlengkapan kelaminku baret deh serta hendak menghasilkan cairan penyubur.” kata- katanya diperuntukan kepada temantemannya.
Tidak lama setelah itu Iwan bertanya kepada Ika,“ Fanni saya bosan hanya menyiumi Kalian aja Fanni.., Saya kan kepingin pula kaya Utun..!” Iwan juga langsung bertukar posisi, yang anehnya posisi Iwan tidak sama semacam yang dicoba Utun, ialah memasukkan perlengkapan kelaminnya ke lubang pembuangan( anus) dari balik, sehingga Fannitidak lama setelah itu menjerit kedua kalinya.“ Aaawww.. Iiihh.. nyeri ketahui Wan..! Kalian sih salah jalan..!” rintih Fannimenahan sakit. Namun kayaknya Iwan tidak menghiraukan perkataan Ika, serta terus saja Iwan berupaya mau semacam Utun, hingga perlengkapan kelaminnya menggapai klimaks serta menghasilkan cairan penyejuk hati. Cuma berlangsung sebentar, Iwan juga menjerit kesakitan serta perlengkapan kelaminnya juga dikeluarkan dari lubang pembuangan dengan berkata,“ Aaahh.., uuhh.., uuhh.., enaak Fanni, makasih. Kalian hebat..!” Toni yang setia cuma meraba- raba buah dada Stephani edan sekali- kali menggigit buah dada Ika.
Namun nyatanya kesimpulannya Toni bosan serta mau semacam kedua temannya yang menghasilkan cairan penyubur tersebut sembari mengatakan,“ Fanni.., Saya pula ingin kaya mereka dong, mari Ka..! Kita mainkan..” Fannimenjawab dengan nada lemas,“ Aduh Sep..! Kayanya Saya udah letih Sep, sorry yah Sep..!” Kesimpulannya Toni jengkel pada Fannidan langsung saja Toni menarik tangan Fannikepada perlengkapan kelaminnya dengan menyodorkan perlengkapan kelaminnya.“ Fanni.., pokoknya Saya enggak mo ketahui.., Saya pinggin kaya mereka berdua..!” Fannimenjawab dengan nada lemas,“ Aduh Sep.., gimana yah, Saya benar benar lemas Sep..!” Saya senantiasa terdiam di kamar Toilet tersebut. Terdapat dekat 45 menit bersinambung, serta saya juga berpikir apakah bisa jadi mereka berbuat oral seks sebab masih duduk di SMP. Perihal ini mendesak rasa penasaran tersebut buat memandang apa yang sesungguhnya terjalin. Kesimpulannya saya bisa memandang mereka dari atas, sebab kamar Toilet di sekolahku pada waktu itu tembok pembaginya tidak tertutup hingga dengan atas langit, sehingga saya bisa memandang mereka berempat. Sebab jengkel akibat Toni tidak dipadati permintaannya, kesimpulannya Toni menarik kepala Fannike depan perlengkapan kelaminnya yang telah mengencang tersebut. Toni mengatakan dengan nada mengecam kepada Fanni,“ Mari Fanni..! Kalo gitu kelomohi perlengkapan kelaminku sampai Saya merasakan enaknya semacam mereka..!” Sehabis berupaya memanjat buat memandang adgean secara langsung, saya bisa memandang dengan jelas. Fanniseorang wanita langsung saja mengerjakan apa yang disuruh oleh Asep, sebaliknya temannya yang berdua lagi, Utun serta Iwan duduk di lantai, tergeletak menahan rasa lezat bercampur sakit yang mereka rasakan tersebut. Tidak berlangsung lama, Toni mengatakan kepada Ika,“ Fanni.., ahh.. aah.. awas Fanni..! Saya hendak mengirimkan cairan penyuburku yang hebat ini..!” Kulihat Fannilangsung menyopotkan perlengkapan kelamin Toni dari mulutnya, serta nampak raut wajah Fanniyang sayu serta sendu bercampur gembira sebab bisa duit serta pilu sebab keperawanannya telah lenyap oleh mereka bertiga.
Bawah Toni lagi jengkel, Toni menyemprotkan cairan penyuburnya kepada Fannidan kedua temannya dengan mendesis kesakitan terlebih dulu.“ Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini diterima yah..!” kata Toni sembari tangannya senantiasa mengocokkan penisnya. Kulihat Toni menyempotkan cairan penyubur itu dari perlengkapan kelaminnya secara agresif. Sehabis terdapat 15 menit sehabis Toni menghasilkan cairan penyuburnya, kulihat mereka langsung berpakaian kembali sehabis mereka menyopotkan bajubaju mereka hingga tidak tersisa sehelai kain juga. Saat sebelum mereka keluar, saya langsung kilat keluar dari kamar mandi tersebut secara perlahanlahan supaya tidak terdengar oleh mereka. Setelah itu saya mengarah ke kelas yang sudah mengawali pelajarannya dari tadi. Cuma berselang sebagian menit, mereka masuk ke kelas seorangseorang supaya tidak ketahuan oleh guru kami.
Hari itu tidak terasa lama hingga bel keluar sekolah berbunyi. Kulihat mereka bertiga sahabat cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit letih, semacam kehilangan napas serta anehnya mereka berjalan semacam kehilangan tenaga. Sebab saya suka iseng ke temen, saya langsung bertanya kepada mereka bertiga,“ Hey Kamu kayanya pada lemes banget. Habis ngebuat su.., sumur yah..?” Langsung dijawab dengan enteng oleh perwakilan mereka bertiga, ialah Asep,“ Iya Bie, lezat ketahui kalo ngegali sumur tersebut dengan ramerame..!”“ Ohh gitu yah..?” jawabku dengan tersenyum sebab ketahui apa yang mereka perbuat tadi. Tidak jauh dari tempatku berdiri, kulihat Fanniberjalan sendirian dengan memegang tas kantongnya yang tiap hari tasnya senantiasa di atas pundaknya. Saat ini cuma dibawa dengan metode dijingjing olehnya. Langsung saja saya memanggilnya,“ Fanni
tunggu..!” Fanni menjawab dengan nada lemas,“ Terdapat apa Bie..?” Sebab saya pula mau iseng padanya, kulangsung bertanya,“ Fanni.., kayanya Kalian kecapean. Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya Fanni..?” Fannipun menanggapi dengan nada jengkel, bisa jadi apalagi tersindir,“ Yah.. Bie.., bukan peluru nyasar, tetapi burung gagak yang nyasar melanda sarang tawon serta goa Hiro, ketahui..!” Mendengar nadanya yang tersinggung, saya langsung memohon maaf kepada Ika.“ Fanni.., maaf.
Kok gitu aja dikira sungguh- sungguh, maaf yah Ka..?” kataku menenangkannya sembari tersenyum bersahabat. Sebab saya penasaran, saya langsung menyerempet menyerempet supaya terpepet.“ Fanni.., boleh enggak Fanni, Saya coba masuk ke goa Hiro tersebut..? Kayanya sih asyik.. dapat terbang kaya burung..!” pintaku sembari tertawa pelan. Sebab Fannisudah jengkel serta letih, Fannimenjawab,“ Apa sih Kalian Bie..? Kalian ingin goa Aku, nanti dong antri.., masih banyak burung yang ingin masuk ke goaku, ketahui..!” Serta kesimpulannya saya tertawa dengan rasa bahagia.
Efek Ekspedisi Dinas Terbaru
Cecilia merupakan salah seseorang manager pada bagian Treasury di suatu bank asing. Cecilia berusia 28 tahun, ia merupakan seseorang Sunda yang berasal dari wilayah Bogor. Cecilia sudah bersuami serta memiliki seseorang anak yang baru berusia 7 tahun. Badan Cecilia apat dikatakan kurus dengan besar tubuh kurang lebih 163 centimeter, dengan berat tubuhnya kurang lebih 49 kilogram. Buah dadanya berdimensi kecil namun padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis. Setibanya di Semarang, sehabis check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada sebagian nasabah, yang dicoba hingga dengan sehabis makan malam. Sehabis berakhir berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Andi serta Anita melanjutkan kegiatan mereka dengan duduk- duduk di bar hotel sembari mengobrol serta minum- minum. Cecilia pada awal mulanya diajak pula, tetapi sebab merasa sangat letih, serta di samping itu dia pula merasa tidak lezat mengusik mereka, hingga dia lebih dahulu kembali ke kamar hotel buat tidur. Menjelang tengah malam, Cecilia seketika terbangun dari tidurnya, perihal ini diakibatkan sebab dia merasa tempat tidurnya bergerak- gerak serta terdengar suara- suara aneh. Dengan lambat- laun Cecilia membuka matanya buat mengintip apa yang terjalin. Hatinya terkesiap memandang Andi serta Anita lagi bergumul. Keduanya terletak dalam kondisi polos sama sekali. Anita yang bertubuh kecil itu, lagi terletak di atas Andi semacam seperti seorang yang lagi menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan kilat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,
“ Ssshhh…, sshhh…”, sebab bisa jadi khawatir membangunkan Cecilia. Kedua tangan Andi lagi meremas- remas kedua buah dada Anita yang kecil namun padat berisi itu. Cecilia sangat panik serta terletak dalam posisi yang serba salah. Jadi ia cuma dapat terus berlagak semacam lagi tidur. Cecilia mengharapkan mereka kilat berakhir serta Andi lekas kembali ke kamarnya. Esok ia hendak menegur Anita supaya tidak melaksanakan perihal semacam itu lagi di kamar mereka. Sepatutnya mereka bisa melaksanakan perihal itu di kamar Andi sehingga mereka bisa melaksanakannya dengan leluasa tanpa tersendat oleh siapa juga. Dari bau whisky yang tercium, warnanya keduanya masih terletak dalam kondisi mabuk. Cecilia berupaya keras buat bisa tidur kembali, meski sesungguhnya dia merasa sangat tersendat dengan gerakan serta suara- suara yang ditimbulkan oleh mereka.
Pada dikala Cecilia mulai terlelap, seketika dia merasakan suatu lagi merayap pada bagian pahanya. Cecilia sangat kaget serta badannya mengejang, sebab pada dikala ia perhatikan, nyatanya tangan kanan Andi lagi berupaya buat mengusap- ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Cecilia berpura- pura masih terlelap serta berupaya mengintip apa yang sesungguhnya lagi terjalin. Warnanya game Andi serta Anita telah berakhir serta Anita dalam kondisi keletihan dan hadapi kepuasan yang baru dinikmatinya, telah tergolek tidur. Andi yang masih terletak dalam kondisi polos dengan posisi tubuh separuh tidur disamping Cecilia, sembari bertumpu pada siku- siku tangan kiri, tangan kanannya lagi berupaya menyingkap selimut yang dipakai Cecilia. Cecilia jadi sangat panik, pada awal mulanya ia hendak bangun serta menegur Andi buat menghentikan perbuatannya, hendak namun di pihak lain ia merasa tidak lezat sebab tentu hendak membuat Andi malu, sebab dipikirnya Andi melaksanakan perihal itu lebih diakibatkan sebab Andi masih terletak dalam kondisi mabuk. Kesimpulannya Cecilia memutuskan buat senantiasa berpura- pura tidur dengan harapan Andi hendak menghentikan kegiatannya itu. Hendak namun harapannya itu nyatanya percuma belaka, apalagi secara lambat- laun Andi bangkit serta duduk di samping Cecilia. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi badan Cecilia dengan lambat- laun serta dari mulutnya menggumam lama- lama,“ Psssttt sayang, ayo kubantu menikmati suatu yang baru…, nih.., kubantu membebaskan celana dalammu…, tidak baik jika tidur gunakan celana dalam”, sembari tangannya yang sebelumnya mengelus- elus bagian atas paha Cecilia bergerak naik serta memegang tepi celana dalam Cecilia, setelah itu menariknya dengan lambat- laun ke dasar meluncur di antara kedua kaki Cecilia. Tubuh Cecilia jadi kaku serta ia tidak ketahui wajib berbuat gimana.
Cecilia seakan- akan berganti jadi arca, pikirannya jadi hitam serta matanya dirasakannya berkunang- kunang. Andi memandang kedua gundukan bukit kecil dengan belahan kecil di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut gelap kecoklatan halus yang tidak sangat rimbun di antara paha atas Cecilia. Jari- jari Andi membuka satu persatu kancing daster Cecilia, sembari tangannya bergerak terus ke atas serta saat ini dia menyingkapkan segala selimut yang menutupi badan Cecilia, sehingga terlihatlah buah dada Cecilia yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil bercorak coklat tua. Saat ini Cecilia tergolek dengan badannya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang serta pantat yang penuh berisi, dan buah dada yang kecil padat serta belahan di antara paha atas yang membukit kecil, betul- betul sangat memicu nafsu birahi Andi. Andi telah tidak mampu menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Anita, saat ini bangkit lagi, tegang serta siap tempur. Semenjak dikala itu Andi berniat buat tidak hendak melepaskan Cecilia. Dia sangat berharga buat di perkenankan, Andi hendak menikmati badan Cecilia berulang- ulang pada malam ini. Kemolekan badan Cecilia sangat sayang buat ditaruh oleh Cecilia sendiri pikir Andi. Andi mendesak badan Cecilia serta mulai meremas- remas buah dada Cecilia yang sudah terbuka itu,
“ Dengerin sayang, you hendak aku ajarin menikmati suatu yang nikmat, asal you baik- baik nurutin apa yang hendak aku tunjukkan”. Pemahaman Cecilia mulai kembali secara lambat- laun serta dengan badan gemetar Cecilia lambat- laun membuka matanya serta mencermati Andi yang lagi merangkak di atasnya. Cecilia berupaya mendesak tubuh Andi sembari mengatakan,“ Andi, apa yang lagi kau jalani ini?”,“ Sadarlah Andi, saya khan telah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Sebab menyangka Andi terletak dalam kondisi mabuk, Cecilia berupaya membujuk serta menggugah pemahaman Andi. Hendak namun Andi yang sudah sangat terangsang memandang badan Cecilia yang molek halus lembut serta bugil di depan matanya mana ingin paham, terlebih penisnya sudah dalam kondisi sangat tegang.“ Edan! Cakep banget! Amati buah dadamu, padat banget. Sesuai sama seleraku! You emang pinter melindungi badanmu, sayang!”, kata Andi sembari memencet badannya ke badan Cecilia.
Cecilia berupaya bangun berdiri, hendak namun tidak dapat serta ia tidak berani sangat berperan agresif, sebab khawatir Andi hendak membalas berlaku agresif padanya.
Sebaliknya dalam letaknya itu saja dia telah tidak terdapat lagi mungkin buat lari.
Sembari menjilat bibirnya Andi tiduran di sisi Cecilia.“ Lin, lebih baik you menjajaki kemauanku dengan manis, jika tidak aku hendak maksa you serta aku perkosa you habis- habisan. Jika you nurutin, you hendak merasakan kenikmatan serta tidak hendak sakit”. Kemudian tangannya ditangkupkan di buah dada Cecilia, sembari meremas- remasnya dengan sangat bernafsu, sembari merasakan kehalusan serta kepadatan buah dada Cecilia.“ Bodi you oke banget!”, kata Andi.“ Coba you berbalik Cecilia!”. Lambat- laun dengan perasaan yang putus asa Cecilia berbalik membelakangi Andi. Serta dirasakanya tangan Andi saat ini terdapat di pantatnya meremas serta meraba- raba. Setelah itu Andi menyibakkan rambut Cecilia, serta dihirupnya leher Cecilia dengan hidungnya sedangkan lidahnya menelusuri leher Cecilia. Sembari melaksanakan perihal itu tangan Andi berpindah mengarah kemaluan Cecilia. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain- main, mengelus- elus serta menekan- nekan, sembari mengatakan,“ Kasihan you, Cecilia, tentu suami you tidak ketahui metode membahagiakan you?”,
“ Tetapi tenang aja sayang, dengan aku, you tidak bakalan dapat kurang ingat seumur hidup, you bakalan merasakan gimana jadi perempuan sejati!”. Sembari memutar kembali badan Cecilia.
Sehabis itu Andi mengambil tangan Cecilia serta meletakkannya di kemaluannya yang sudah sangat tegang itu. Kala merasakan tangannya memegang barang hangat yang besar lagi keras itu, badan Cecilia tersentak, belum pernah Cecilia bisa berpikir dengan jelas, terasa tubuhnya sudah ditelentangkan oleh Andi serta dengan kilat Andi sudah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Andi. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Andi kemudian melekatkan ujung penisnya ke bibir Miss V Cecilia,“ Apa you ingin aku masukin itu?”,
“ Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Toomm…”, Cecilia dengan suara mengiba- iba masih berupaya berupaya membatasi hasrat Andi.
Cecilia berupaya mengeser pinggulnya ke samping, berupaya menjauhi penis Andi supaya tidak bisa menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya.
Sembari tersenyum Andi mengatakan lagi,
“ You tidak bisa kemana- mana lagi, lebih baik you diam- diam saja serta menikmati game aku ini..!”. Andi kemudian memajukan pinggulnya dengan kilat serta memencet ke dasar, sehingga penis besarnya yang sudah melekat pada bibir kemaluan Cecilia dengan kilat menerobos masuk ke dalam liang Miss V Cecilia dengan tanpa bisa dihalangi lagi.
Testis Andi mengayun- ayun menampar bagian dasar Miss V Cecilia, sedangkan Cecilia megap- megap sebab dorongan keras Andi. Cecilia belum sempat merasakan dikala semacam ini, tiap bagian badannya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang dikala ditindih oleh dada Andi. Dirinya telah kurang ingat jika lagi diperkosa, dia tidak hirau pada badan besar Andi yang lagi bergerak naik turun menindih badannya yang ramping. Cecilia mulai merasakan sesuatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian dasar badannya, vaginanya yang sudah terisi oleh penis besar serta panjang kepunyaan Andi, terasa menggelitik serta menyebar ke segala badannya, sehingga Cecilia cuma dapat menggeliat- geliat serta mendesis mirip orang kepedasan. Cecilia cuma berupaya menikmati segala rasa nikmat yang dialami badannya. Saat ini Cecilia berupaya buat berupaya aktif dengan turut menggerakkan pinggulnya menjajaki irama gerakan Andi di atasnya. Andi memandang Cecilia mengerang, merintih serta mengejang tiap kali dia bergerak. Serta Cecilia telah mulai terbiasa menjajaki gerakannya. Andi merasakan tangan Cecilia merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus- elus ke dasar serta meremas- remas pantatnya dan menariknya ke depan supaya terus menjadi merapat pada badan Cecilia. Andi terus menggosok- gosokkan penisnya pada klitoris Cecilia. Andi saat ini mau membuat Cecilia orgasme terlebih dulu. Cecilia terus menjadi terangsang serta tidak terkontrol lagi tiap kali bagian badannya bergerak menjajaki tekanan serta sodokan Andi, saat ini mukanya terbenam di dada bidang Andi, mulutnya megap- megap semacam ikan terdampar di pasir, dengan lambat- laun mulutnya beralih pada dada Bossnya serta sembari terus menjilat kesimpulannya datang pada puting susu Andi. Saat ini Cecilia secara refleks mulai menyedot serta menghirup puting susu Andi, sehingga tubuh Andi mulai bergetar pula saking merasa nikmatnya. Penis Andi terasa terus menjadi keras, sehingga Andi terus menjadi ganas saja menggerakkan pantatnya memencet pinggul Cecilia dalam- dalam. Cecilia merasakan vaginanya berkontraksi, sembari berupaya menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik segala bilik liang kemaluannya serta menjalar ke segala badannya. Perasaan itu kian lama kian kokoh menguasainya sehingga seakan- akan menutupi kesadarannya serta membawanya melayang- layang dalam kenikmatan yang tidak sempat dialaminya sepanjang ini serta tidak bisa dilukiskan maupun dijabarkan dengan perkata. Kenikmatan yang dirasakan Cecilia tercermin pada gerakan badannya yang meronta- ronta liar tanpa terkontrol bagaikan ikan yang menggelepar- gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,
“ Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”. Kedua pahanya melingkari pantat Andi serta dengan kokoh menjepit dan memencet ke dasar, diiringi badannya yang mengejang serta kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kokoh, betul- betul sesuatu orgasme yang dahsyat sudah menyerang Cecilia. Andi merasakan penisnya terjepit dengan kokoh oleh bilik kemaluan Cecilia yang berdenyut- denyut diiringi isapan kokoh seakan- akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan bilik Miss V Cecilia serta di ujung situ terasa terdapat“ tembok” yang mengelus kepala penisnya. Sehabis istirahat sejenak serta memandang Cecilia telah agak tenang, Andi mulai memompa lagi. Pompaan Andi kali ini lekas dibalas oleh Cecilia, pinggulnya bergerak- gerak“ aneh” tetapi efeknya luar biasa. Penis Andi serasa dilumat dari pangkal hingga kepalanya. Kemudian masih ditambah dengan alterasi, kala pinggul Cecilia menyudahi dari gerakan aneh itu, seketika Andi merasakan penisnya terjepit dengan kokoh serta dinding- dinding kemaluan Cecilia berdenyut- denyut secara tertib, dekat 4- 5 kali denyut menjepit, baru setelah itu bergoyang aneh lagi.
Wah, sesuatu sensasi menyerang perasaan Andi, sesuatu ikatan kelamin yang belum sempat dinikmatinya dengan perempuan manapun pula sepanjang ini. Menyesal Andi sebab tidak dari dulu- dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Cecilia kian bermacam- macam. Terkadang Andi malah memohon Cecilia menyudahi bergoyang buat hanya menarik napas panjang. Lumatan bilik kemaluan Cecilia pada penis Andi buatnya geli- geli serta serasa hendak‘ meledak’. Andi tidak mau cepat- cepat hingga, sebab masih mau menikmati. Cerita Seks.
“ elusan” Miss V Cecilia. Namun gerakan- gerakan di dalam liang kewanitaan Cecilia terus menjadi merajalela serta terus menjadi liar. Sampai kesimpulannya Andi wajib menyerah, tidak sanggup menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, terus menjadi kilat Andi bergerak mengimbangi goyangan pinggul Cecilia, terus menjadi terasa pula rangsangan yang hendak meletupkan lahar panas yang lagi mengarah klimaks, mendaki puncak, saat- saat yang sangat nikmat. Serta kesimpulannya, pada tusukan yang terdalam, Andi menyemprotkan maninya kuat- kuat di dalam liang kewanitaan Cecilia, sembari mengejang, melayang, bergetar. Pada detik- detik dikala Andi melayang tadi, seketika kaki Cecilia yang pada awal mulanya mengangkang, diangkatnya serta menjepit pinggul Andi kuat- kuat. Amat sangat kokoh. Kemudian badannya turut mengejang sebagian detik, mengendor serta terus mengejang lagi, lagi serta lagi…, Cecilia juga tidak mampu menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak- beliak, dan totalitas badannya bergetar dengan hebat tanpa terkontrol, bersamaan dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Cecilia.“ Toommm, aduuuh, Toomm, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Toomm….!”. Andi tersenyum puas memandang badan Cecilia terguncang- guncang sebab orgasme sepanjang 15 detik tanpa henti- hentinya. Setelah itu tangan Cecilia dengan eratnya memencet pantat Andi ke arah selangkangannya sembari kakinya menggelepar- gelepar ke kiri kanan. Andi juga terus menggerakkan penisnya buat menyikat klitoris Cecilia. Sehabis orgasmenya berakhir, badan Cecilia langsung terkulai lemas tidak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan serta kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Cecilia merasa bagian- bagian badannya seakan terlepas serta tubuhnya tidak bisa digerakkan sama sekali. Sehabis gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Cecilia kembali ke alam nyata serta menyadari kalau ia lagi terkapar di dasar tindihan tubuh perkasa lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja membagikan kepuasan yang tiada tara padanya. Sesuatu perasaan malu serta menyesal melandanya, gimana ia dapat begitu mudah ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar serta Cecilia mulai menangis tersedu- sedu. Dengan badannya yang masih menghimpit tubuh Cecilia, Andi berupaya membujuknya dengan membagikan bermacam alibi antara lain sebab dia sangat banyak minum sehingga tidak bisa mengendalikan dirinya. Sembari membujuk serta mengelus- elus rambut Cecilia dengan lambat- laun penisnya mulai tegang lagi serta dengan halus penisnya yang memanglah sudah terletak pas di depan kemaluan Elis ditekan lambat- laun supaya masuk ke dalam kewanitaan Cecilia. Pada dikala merasakan penis Andi mulai menerobos masuk ke dalam kewanitaannya, Cecilia bereaksi sedikit dengan berupaya memberontak lemah tetapi kesimpulannya diam pasrah serta membiarkan penis besar tersebut masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaannya. Dengan lambat- laun Andi menggerakkan tubuhnya naik- turun, sehingga lama- kelamaan badan Cecilia mulai terangsang kembali serta bereaksi, serta pergumulan kedua insan tersebut terus menjadi lama terus menjadi seru mendaki puncak kepuasan serta kenikmatan, terlupa hendak seluruh penyesalan. Pertarungan mereka terus bersinambung selama malam serta baru menyudahi menjelang fajar menyingsing keesokan harinya. Jam 10 pagi keduanya baru terbangun serta nampak Anita sudah berpakaian apik, lagi menikmati makan pagi paginya sembari mengerling ke arah mereka dengan senyum- senyum rahasia. Pada mulanya Cecilia merasa sangat malu terhadap Anita, tetapi memandang respon Anita yang semacam itu, seakan- akan mengajak bersekutu, kesimpulannya Cecilia. Demikian lah Cerita Seks Pengalaman Ku Memiliki Sahabat SMP Yang Edan Sex oleh Cerita sex hot
0 comments:
Post a Comment